A Court in Riyadh, Saudi Arabia, has spared an Indonesian worker i.e Darsem, from death execution after the Indonesian government paid a compensation of Rp 4.6 Billion (US$ 534,000.00).
According to The Jakarta Globe, Darsem from Subang-West Java, was convicted on May 2009 and sentenced to death despite her plea that she had killed her boss in self-defense because he had attempted to rape her.
Last January, the victim’s family forgave Darsem and agreed to spare her, but only if she could afford to pay the above mentioned compensation.
I am very happy with this news because I thought that a court's death sentence can only be cancelled by a superior court or by pardon given by the head of state, not by the victim's family pardon and compensation to them.
I wonder whether the bloodshed that has been going on for many years in the Arab world could be settled this way (by pardon and paying compensation).
15 comments:
menyoroti janji pemerintah dan saya merasa ikutan senang. pemerintah " deplu dan instansi terkait" kali ini memenuhi janjinya,seperti yang pernah dilansir kick andy metrotv...
sepertinya pemerintah memang harus sering disorot dan disemprot untuk bener2 bertanggung jawab melindungi warganya.
@Wisata Murah,
Mudah-2an untuk selanjutnya pemerintah kita akan lebih memperhatikan tenaga kerja kita di luar negeri, karena mereka berjasa mendatangkan devisa yang sangat dibutuhkan negara kita.
Sempet kaget ama film eksekusi yang beredar. Taunya bukan dia. Lagian harusnya ga di share hal kayak gitu..
wish this the last case happened to our migrant workers...
sangat tinggi harga kompensasinya
meski bebas dari pancung sepertinya Darsem harus tetap menjalani hukuman pengganti mungkin puluhan tahun
Aku ikut seneng denger berita ini, tapi itu bebas langsung apa masih menjalani hukuman lain ya? semoga kedepannya pemerintah lebih care sama nasib Pahlawan Devisanya...
@TUKANG CoLoNG,
Saya juga berpikir bahwa penayangan videonya tidak tepat.
@Iskaruji,
Let us hope there will not be anymore execution in the future.
@Attayaya-Car,
Memang tinggi. Biaya tsb bisa dipakai untuk mendidik calon TKI agar lebih terampil sehingga bisa kerja dan komunikasi lebih baik dengan calon boss mereka.
@Munir Ardi,
Anda benar, ini tidak menghapus tindak pidananya, tapi hanya pelepasan dari hukuman pancung tapi bukan hukuman penjara.
@Ferdinand,
Ini hanya menghapus hukuman pancung bukan hukuman lain yaitu penjara. Semoga dikemudian hari pemerintah lebih care pada TKI sebagai pahlawan devisa.
Darsem berumur lebih panjang...
saya juga ikut senang dan bersyukur atas terhindarnya darsem dari hukumanb pancung, mas harry. sebuah pelajaran berharga, khususnya buat negara, agar tak main2 dalam melindungi warganya yang mengadu nasib di negeri orang.
Semoga saja engga ada lagi TKI yang terancam hukuman Mati
@Adetruna,
Semoga hukuman yang dia harus jalani tetap menghargai hak azasinya.
@Sawali,
Mudah2an pemerintah akan lebih ketat mengawasi masalah TKI mulai dari kualitas training, pengiriman, perlindungan dinegara luar.
@Fahrizi,
Semoga demikian adanya.
Dan dapat disimpulkan pidato presiden tentang peningkatan keselamatan pekerja hanya pencitraan.
@TUKANG CoLoNG,
Semangat untuk meningkatkan citra diri pemimpin kita membuat kita sedih.
while I'm happy she wont get beheaded... I wonder where the money came from. I hope it was from the USD 15 all the TKI's collecting, and not from other gov. budget such as education. Seriously.
Post a Comment